Gunung Sorik Marapi untuk menggapai danau tertinggi di Sumatera utara
Sorik Marapi adalah sebuah gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Batang Gadis, secara administratif berada di Desa Sibanggor Julu,Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Sorik Marapi merupakan gunung berapi aktif yang berketinggian 2.145 meter.
Di puncaknya terdapat sebuah danau vulkanik. Gunung ini tercatat pernah meletus sebanyak tujuh kali. Masing-masing pada tahun 1830, 1879, 1892, 1893, 1917, 1970, 1986 dan terakhir pada tahun 1987. Pada letusan terakhir, Sorik Marapi memuntahkan debu dan lahar panas yang mengalir sampai ke Kabupaten Pasaman di Sumatera Barat.Gunung Sorik Marapi adalah salah satu gunung yang masuk dalam kategori aktif normal, oleh karena itu gunung ini terus diamati aktifitasnya. Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Sorik Marapi terletak di Desa Sibanggor Tonga Kecamatan Puncak Sorik Marapi.
Ada yang unik di desa ini, atap rumah tidak ada yang terbuat dari seng melain atap ijuk (Sabut hitam pohon aren). Terkesan tradisional dan asri. Dibuat demikian bukanlah tanpa tujuan, melainkan karena desa ini berada di kaki gunung sorik marapi atap yang terbuat dari seng akan mengalami korosi (berkarat) karena guguran abu yang mengandung asam tinggi dari puncak sorik marapi. Itu sebabnya ijuk di pilih warga sebagai atap rumah.
Segera setelah turun dari bus, beberapa orang menuju rumah kepala desa Sibanggor Julu untuk meminta izin. Sebenarnya beberapa hari sebelum berangkat kami sudah menghubungi kepala desa tersebut via HP. Sehingga kedatangan kami sudah ditunggu. Kepala desa mengarahkan agar kami bermalam di balai desa. Lumayanlah bisa istirahat tenang dan mengumpulkan tenaga untuk pendakian esok.
Tapi apa lacur, berniat ingin cepat tidur setelah makan malam malah akhirnya tertunda karena mendapat kabar yang tidak sedap yang membuat mental kawan-kewan termasuk saya sedikit drop. Hasil negosiasi dengan Kepala Desa ternyata membuahkan hasil yaitu perempuan tidak bisa naik sampai kepuncak karena aturan adat melarang. Sungguh aturan yang aneh dan baru ini saya temui. Mengingat kami adalah tamu di desa tersebut maka aturan tersebut kami patuhi.
Rapat dadakan di adakan untuk mencari solusi. Rapat tersebut menghasilkan solusi berupa. Tim dipecah menjadi dua. Satu tim yang beranggotakan perempuan dan beberapa laki-laki di alihkan menuju air terjun. Sedangkan sisanya tetap menuju puncak.
Paginya setelah semua sarapan pagi. Sekitar pukul 9 pagi tim bersiap memulai kegiatan. Tim air terjun dan tim puncak sama-sama berangkat karena jalurnya sama. Berjalan beriringan sehingga membentuk barisan panjang menapaki terjalnya jalan yang dihalangi batu-batu besar. Track awal ini adalah penentu keberhasilan mendaki sampai ke puncak. Karena di Track awal medan pendakian amat terjal berupa tanjakan yang amat curam dan panjang. Kita dituntut harus berjalan perlahan untuk menghemat tenaga agar tidak kehabisan tenaga sampai ke puncak.
Kira-kira setengah jam berjalan, sampailah di bekas tambang belerang yang sudah tidak produktif lagi. Disinilah tim air terjun dan tim puncak berpisah. Sementara saya ada di tim puncak. Setelah melewati tambang belerang tersebut tim puncak memasuki kawasan hutan TNBG (Taman Nasional Batang Gadis). Kami menyebut ini gerbang, mengapa? Karena inilah batas lahan garapan masyarakat dengan kawasan TNBG. Disinalah salah satu teman saya mengumandangkan adzan. Karena menurut kepercayaan warga sekitar,mengkumandangkan adzan adalah sebagai pertanda kita masuk kawasan hutan ini. Konon ceritanya di gunung ini ada kerajaan jin yang sering mengganggu para pendaki terutama perempuan. Mungkin itulah sebabnya perempuan tidak di izinkan naik ke puncak.
Perjalanan terus dilanjutkan, tanjakan terjal jalan licin dan lembab khas hutan tropis indonesia tetap dilalui. Canda tawa, keluhan karena lelah dan raut muka yang pucat pasi disertai cucuran keringat tampak di kami. Walaupun begitu, semangat untuk sampai ke puncak tetap menggelora yang membangkitkan semangat. Pohon-pohon besar dan rimbun tampak dikanan dan kiri jalan setapak yang kami lalui.
Hal yang tidak di inginkan terjadi, di pertengahan perjalanan persediaan air minum habis. Ini adalah bencana kecil bagi kami, karena alam meyediakan semua. Beruntunglah kami menemukan rotan, dipotonglah rotan itu kemudian air yang menetes langsung saja di teguk untuk sekedar membasahi tenggorokan yang kering. Ini adalah kesekian kalinya minum air dari tumbuhan ini. Rasanya tawar dan segar. Hampir sama dengan rasa air putih biasa. Sungguh alam memang sahabat terbaik.
Sepanjang jalur pendakian, saya melihat pita merah yang diikatkan di ranting-ranting pohon. Ini adalah pertanda jalur pendakian yang dibuat petugas agar pendaki tidak keluar jaur. Satu yang disayangkan, dijalur pendakian saya melihat banyak sampah plastik bekas makanan. Hal ini tentu saja merusak pandangan. Lain halnya dengan kami, kami selalu menerapkan peraturan yang berlaku mutlak dalam diri tiap anggota agar tidak membuang sampah di alam. Sampah bekas bungkus makanan ataupun minuman di kantongi untuk dibawa turun.
Setelah melalui hutan dengan pohon-pohon besarnya. Kami memasuki daerah yang ditumbuhi tumbuhan sejenis pandan raksasa. Dengan daunnya yang panjangnya sekitar 2 meter dan berduri dikedua sisinya. Disini suhu udara mulai terasa dingin. Itu pertanda kami sudah mendaki lumayan tinggi. Cukup lama juga kami melewati pandan-pandan raksasa ini. Kadang kala saya harus merelakan tangan saya tertusuk atau bahkan tersayat duri. Diketinggian tumbuhan didominasi hanya tumbuhan ini saja, tidak tampak pohon jenis lain.
SORIK MARAPI, Sumatera Utara
Compiler : Ony K. Suganda (ony@vsi.esdm.go.id)
Editor : Mas Atje Purbawinata
Keterangan Umum
Nama
|
:
|
Sorik Marapi
|
Nama Lain
|
:
|
Sorieg Berapi, Seret Berapi.
|
Nama Kawah
|
:
|
Kawah Sorik Marapi A dan B, Danau Merah (C)
|
Nama Lapangan Solfatara
|
:
|
Sibangor Julu
|
Lokasi
a. Geografi
b. Administrasi
|
:
:
|
0°41'11.72"LS
99°32'13,09" BT
Kecamatan Kotanopan dan Kecamatan Napal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
|
Ketinggian
|
:
|
2145 m
|
Tipe Gunungapi
|
:
|
Strato dengan danau kawah
|